Berinvestasi menggunakan cara trading Forex sudah bukan hal yang asing lagi. Namun, agar trading Forex mampu menghasilkan pemasukan yang berlipat tentu membutuhkan strategi tertentu. Ada banyak sekali jenis strategi dalam trading Forex yang bisa digunakan, salah satunya adalah strategi Scalping. Sama seperti strategi lainya, strategi trading Forex Scalping perlu dipelajari.
Strategi Scalping pada trading Forex merupakan sebuah strategi yang bergerak dalam timeframe yang rendah. Di Indonesia, strategi Scalping ini menjadi strategi yang populer. Sama seperti strategi trading lainnya, strategi Scalping juga sama-sama bertujuan untuk mendapatkan pemasukan dengan cepat dan tinggi. Namun, ada beberapa hal yang membedakan strategi Scalping dengan strategi Forex lainnya.
Yang paling mencolok dari perbedaan antara strategi Scalping dengan strategi lainnya adalah jumlah dan waktu mengambl keuntungannya. Dalam strategi lainnya, seorang trader akan membiarkan tradingnya terbuka cukup lama untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya. Berbeda dengan strategi Scalping, yang memilih melakukan trading dalam waktu singkat meski hanya mendapatkan keuntungan yang tidak besar.
Meski hanya membutuhkan waktu singkat untuk melakukan buka tutup trading, strategi Scalping tetap membutuhkan ketepatan agar dapat melakukan pemilihan waktu yang tepat. Berikut ini beberapa cara menjalankan strategi Scalping agar dapat membuat keputusan penutupan yang tepat untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi.
1. Mulai dengan Hal yang Kecil
Dalam dunia trading Forex, manajemen keuangan merupakan hal yang sangat penting, apalagi dengan menggunakan strategi Scalping. Seorang Scalper, sebutan bagi orang yang menjalankan strategi Scalping, yang sukses harus memahami untuk tidak melakukan investasi terlalu tinggi dari keuntungan yang didapatkan. Dengan begitu, sebaiknya mulai dengan berinvestasi dengan nominal kecil.
Sebagian trader profesional bahkan menggunakan “One Percent rules” saat melakukan trading. Dengan menggunakan sistem “One Percent rules”, mereka melakukan investasi dengan besaran maksimal satu persen dari keuntungan yang mereka dapatkan. Meski berdampak pada keuntungan yang juga kecil, tetapi dengan menggunakan sistem tersebut, trading yang dijalankan menjadi berjalan dengan efektif.
2. Tentukan Arah Trend
Untuk menjalankan strategi Scalping, biasanya para profesional menggunakan rentang waktu time frame antara 1 hingga 15 menit saja. Dalam rentang waktu tersebut, mereka menentukan arah perubahan harga atau trend dengan menggunakan berbagai indikator. Mengamati pergerakan perubahan harga dan trend ini berkaitan erat dengan penentuan Entry dan Exit-nya nanti.
3. Menentukan Entry dan Exit
Karena menggunakan timeframe yang rendah, maka seorang Scalper harus mampu menentukan waktu Entry dan Exit dengan tepat agar trading yang dilakukan bisa berjalan dengan efektif. Pergerakan harga dan trend yang sangat fluktuatif ini memang menjadi tantangan tersendiri sehingga seorang trader harus melakukan Entry saat momentum positif sebelum momentum tersebut hilang.
Begitu halnya dengan menentukan titik Exit pada strategi trading Scalping. Strategi Scalping yang menggunakan time frame rendah membuat penggunanya harus mampu melakukan manajemen risiko yang tepat. Manajemen risiko ini kemudian dapat membantu para Scalper saat akan menentukan titik Exit-nya. Agar strategi berjalan dengan baik, sebaiknya risk ratio-nya lebih besar dari 1:1.
Strategi Scalping ini berbeda bila dibandingkan dengan strategi-strategi lainnya yang dikenal dalam trading Forex. Menggunakan time frame yang rendah, strategi Scalping yang diterapkan dengan tepat ternyata dapat memberikan keuntungan. Dengan time frame yang rendah pada strategi Scalping, membuat para Scalpernya tidak perlu menunggu hingga waktu harian untuk melakukan trading. Salah satu contoh penerapannya adalah scalping trading menggunakan envelope.
Dengan strategi trading Forex Scalping juga para scalper bisa melakukan trading dalam jumlah yang besar. Hal ini bisa dilakukan karena strategi Scalping menggunakan time frame yang rendah. Namun perlu diperhatikan, melakukan trading dalam jumlah yang besar perlu adanya manajemen risiko yang tepat.